RUMORED BUZZ ON SAYAP33

Rumored Buzz on sayap33

Rumored Buzz on sayap33

Blog Article

Iswari menarik nafas dalam-dalam. Katanya, “Kami mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan ini. Seorang pemimpin prajurit yang sebaik pemimpin prajurit yang datang ke Gemantar itu agaknya kini sulit dicari sepuluh di seluruh Pajang. Karena itu, jika hal itu teriadi atas Tanah Perdikan Sembojan, mungkin keadaannya akan berbeda.

Meskipun demikian, beberapa orang memang benar- benar telah terluka. Satu dua orang justru terluka didada mereka, sehingga sebelum pertempuran yang sebenarnya mulai, mereka sudah harus tertinggal dibelakang pasukan mereka yang bergerak maju meskipun tidak begitu cepat lagi.

Sudah tentu yang dapat menguntungkan mereka masing-masing. Karena itu, harus ada sengatan sedikit agar para pemimpin Pajang sempat membicarakannya bersama-sama. Mengambil langkah yang wajar tetapi pasti yang diketahui oleh para pemimpinnya.”

Ternyata Ki Tumenggung menganggap bahwa berbicara di halaman adalah cara yang paling baik untuk tetap merahasiakan pembicaraan, karena tidak akan ada orang yang mengintip dibalik dinding untuk dapat mendengarkan pembicaraan itu.

Apalagi disaat gelap masih menyelimuti Tanah Perdikan Sembojan. Namun angan-angannya yang didasari dengan laporan para pengawas yang berhasil menyusup mendekati perkemahan itu dapat membayangkan apa yang telah terjadi di perkemahan itu.

Risang tidak merasa perlu untuk menyesuaikan gelarnya. Meskipun gelarnya bukan gelar Supit Urang yang utuh, tetapi menurut pendapat Risang, gelarnya sudah cukup baik untuk menghadapi gelar Garuda Nglayang yang menempatkan semacam tenaga cadangan di bagian belakang gelarnya.

Mereka akan berada diantara para pengawal Tanah Perdikan yang akan mempertahankan Tanah Perdikannya bersama-sama dengan hampir semua laki-laki yang mampu memegang senjata.

Water, the elixir of lifestyle, is perhaps the most treasured source on our Earth. From sustaining daily life to shaping landscapes and driving economies, drinking water plays a central position in just about each individual element of our existence.

“Kau kira kami akan menyerahkan kekancingan itu sebelum ada kekancingan yang baru?“ bertanya Risang. “Persetan,“ geram orang itu, “kau menantang? Kau kira aku tidak dapat mengirim pasukan segelar sepapan untuk memaksakan kehendakku?”

Ki Rangga Larasgati menjadi semakin marah. Ia tidak mengira bahwa pasukan pengawal Tanah Perdikan akan melawan dengan mengerahkan segenap kekuatan dan kemampuan yang ada, sehingga mereka benar-benar akan bertempur sampai tuntas. Semula Ki Rangga masih menduga, bahwa yang dilakukan oleh Tanah Perdikan Sembojan itu sekedar mendukung pembicaraan para pemimpinnya untuk memperkuat sikap mereka dan untuk mengangkat harga diri serta keberadaan Tanah Perdikan itu sendiri. Tetapi ternyata yang terjadi kemudian menurut Ki Rangga adalah benar-benar satu pemberontakan.

Kekuatan yang ada di pangkal sayapnya harus bergeser ke ujung sayap untuk mengurangi tekanan pasukan pengawal Tanah Perdikan.

Tentu ada sesuatu yang penting yang akan mereka sampaikan kepada para pemimpin di Tanah Perdikan Sembojan, karena mereka telah menempuh jalan melingkar dan singgah di Sembojan sebelum mereka pergi ke Mataram.

Merekapun kemudian telah duduk tanpa menghiraukan orang-orang yang mengaku utusan dari Pajang itu. Apalagi ketika derap kudanya yang menjauh dan tidak alternatif sayap33 terdengar lagi ditelinga mereka.

Tiga orang yang pernah datang sebelumnya masih seperti sikapnya beberapa hari yang lalu. Ramah dan dengan unggah-ungguh yang mapan. Tetapi seorang yang menyertainya itu bersikap agak lain. Agaknya ia merasa bahwa dirinya adalah seorang pemimpin.

Report this page